Ingatan akan Malioboro akan tetap selalu terkenang setelah berkunjung kekota GUDEG, Jogjakarta tercinta.
Pusat kotanya terletak diMalioboro, pengunjung baik yang berkendaraan maupun berjalan kaki disepanjang teras pertokoan. akan dimanjakan dengan sajian para pedagang kaki lima dengan berbagai jenis macam dagangan, terutama oleh-oleh khas jogjakarta.
Nama Malioboro diambil dari nama seorang Duke Inggris yaitu Marlborough yang pada menduduki kota jogjakarta dari tahun 1811M hingga 1816M.
Sejak zaman dulu, Malioboro telah menjadi pusat kota dan pemerintahan. Berbagai gedung sejarah menjadi saksi perjalanan Malioboro dari sebuah jalanan biasa hingga menjadi salah satu titik terpenting dalam sejarah Jogjakarta. Diantaranya adalah Gedung agung atau Istana Negara jogjakarta yang didirikan pada tahun 1823M dan merupakan rumah Residen Belanda pada saat itu.
Diseberang Istana berdiri bangunan berbetuk bentenga pertahan atau dinamakan Benteng Vredeburg yang merupakan benteng peninggalan Belanda yang didirkan pada tahun 1765M yang kini menjadi museum. agak bergeser keutara sedikit maka ditemukan Pasar Beringharjo yang merupakan salah satu pasar batik terbesar di Jogjakarta hingga saat ini.
Diujung ajalan Malioboro bagian utara berdiri Hotel Garuda atau Inna garuda yang menjadi tempat para pembesar dan Jendral-Jendral Belanda pada masa itu menginap dan berkumpul selama berada di kota Jogjakarta. Tampak bentuk bangunannya masih menyisakan berbagai potret kenangan dari kejayaannya pada masa dahulu.
Kemudian bergeser keselatan dari Hotel Inna Garuda berdiri Gedung Dewan Perwakilan rRakyat daerah Jogjakarta dan tampak dihalamannya berdiri Monumen Patung Jenderal Besar SUDIRMAN.
Dan masih banyak gedung bersejarah lainnya.
Hingga saat ini, Malioboro tetap memiliki kharisma yang kuat sebagai sebuah tempat yang selalu menjadi pusat perhatian dan kunjungana bagi wisatawan lokal maupun mancanegara yang datang ke Jogja. Setiap waktu hampir tidak pernah berhenti untuk berkunjung ke Malioboro setiap kali datang ke kota yang terkenal sebagai kota Wisata, Pelajar dan kota Budaya ini.
Dan ada ciri khas lagi apabila siang berganti malam, ketika malam tiba maka Malioboro juga menjadi surga bagi para pengamen atau ada juga para seniman jalanan di sepanjang lesehan jalan Malioboro yang di penuhi oleh warung makan / gudeg lesehan dan angkringan yang menjadi tempat bercengkerama sambil menikmati suasana malam Malioboro sembari mendengarkan alunan musik dan mengobrol yang sesekali diselingi canda bersama keluarga, sahabat ataupun teman yang baru di jumpainya.Selamat menikmati MALIOBORO Jogjakarta tercinta.
dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar