Pola batik semen tampil dalam batik dari setiap daerah, terutama di Pulau Jawa, yang meliputi antara lain Yogyakarta, Surakarta, Banyumas dan Cirebon. Pola batik semen dijumpai terutama pada jenis Batik Kraton, Batik Pengaruh Kraton, Batik Sudagaran, Batik Petani, dan Batik Indonesia. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pola batik semen terdapat pada sebagian besar jenis batik. Pola semen sangat mudah dikenali karena mempunyai ragam hias penyusun yang khas yang selalu hadir dalam pola-polanya.
Sejarah Pola Semen
Asal mula hadirnya pola semen berawal pada saat pemerintahan Sunan Paku Buwono IV (1787 1816) di saat beliau mengangkat putera mahkota sebagai calon penggantinya. Beliau menciptakan pola tersebut guna mengingatkan puteranya kepada perilaku dan watak seorang penguasa seperti wejangan yang diberikan oleh Prabu Rama kepada Raden Gunawan Wibisana saat akan menjadi raja. Wejangan tersebut dikenal dengan sebutan Hasta Brata.
Wejangan ini terdiri dari 8 (hasta) hal yang masing-masing ditampilkan dalam pola semen dengan bentuk ragam-ragam hias yang mempunyai arti filosofis sesuai dengan makna masing masing ragam hias tersebut. Oleh karena itu, pola batik ciptaan beliau tersebut diberi nama semen Rama (dari Prabu Rama). Berdasarkan uraian diatas nampak bahwa pola semen merupakan salah satu pola batik yang mencerminkan pengaruh agama Hindhu-Budha pada batik. Hal tersebut dapat dimengerti karena pada saat pola-pola batik diciptakan yaitu kira-kira pada zaman kerajaan Mataram (pada masa Sultan Agung Hanyokrokusumo, abad 17 M), peradaban di kerajaan tersebut masih mempertahankan unsur-unsur tradisi Jawa yang sangat dipengaruhi oleh agama Hindhu-Budha. Pengaruh tersebut tidak hanya terdapat pada unsur-unsur kesenian dan kesusasteraan saja, melainkan juga unsur-unsur yang terdapat dalam upacara adat dan keagamaan hingga saat ini.
Dibandingkan dengan pola Parang atau Lereng yang sudah ada sejak zaman Mataram (pada masa Penembahan Senopati), pola semen tergolong lebih muda. Pola semen yang diciptakan setelah pola semen Rama selalu mengandung ragam-ragam hias yang terdapat pada pola semen Rama, baik sebagian ataupun seluruhnya. Namun demikian, ada satu ragam hias yang selalu harus dihadirkan dan merupakan ciri dari sebuah pola semen adalah ragam hias gunung atau meru. Hal ini disebabkan karena nama dari pola semen diperoleh dari ragam hias tersebut.
Asal kata semen adalah semi. Ragam hias gunung atau meru berasal dari kata Mahameru yaitu gunung tertinggi tempat bersemayam para dewa dari agama Hindhu. Di gunung pasti terdapat tanah tempat tumbuh-tumbuhan bersemi. Dari sinilah asal kata semen.
Pola semen termasuk dalam golongan pola batik non geometris, selain pola-pola batik Lung-lungan Buketan, Dan Pinggiran.
Perkembangan Pola Semen
Sebagaimana disebutkan diatas, pola semen pertama-tama menampilkan ragam-ragam hias yang mengikuti arti filosofis agama Hindhu (diambil dari ceritera Ramayana), sehingga arti filosofis pola semen sesuai dengan ajaran yang terdapat dalam Hastabrata Ramayana.
Dalam perkembangan selanjutnya, kandungan nilai filosofis pola semen, selain yang dilambangkan oleh ragam hias dari Hastabrata, ada pula yang ditambah dengan ragam-ragam hias lain yang menjadi dasar pemberian nama polanya, sebagai contoh adalah pola semen Gajah Birawa. Dalam pola tersebut nampak adanya ragam hias berupa gajah, pada semen rante terdapat bentuk-bentuk seperti rantai, dan seterusnya. Selain itu, banyak pola semen dengan ragam hias pokok yang sudah mengalami improvisasi sesuai selera penciptanya tetapi tetap alam arti filosofis yang sama, diberi nama yang mempunyai arti sebagai cerminan serta harapan. Sebagai contoh adalah semen Sidoasih dengan berbagai versi namun mencerminkan arti yang sama.
Jenis jenis batik yang memiliki pola semen
1. Batik Kraton – Kraton Yogyakarta (semen gurdho, semen sinom), Kraton Surakarta (semen gendhong, semen rama), Puro Pakualaman (semen sidoasih), Puro Mangkunegaran (semen jolen), Cirebon (semen rama, sawat pengantin).
2. Batik Pengaruh Kraton – Banyumas (semen klewer banyumasan).
3. Batik Sudagaran – Yogyakarta (semen sidoasih, semen giri), Surakarta (semen rama, semen kakrasana).
4. Batik Pedesaan – Yogyakarta (semen rante), Surakarta (semen rama).
5. Batik Indonesia
Bermacam-macam pola semen terdapat dalam jenis Batik Indonesia ini. Bahkan pada pemunculan pertamanya yaitu kurang lebih pada tahun 1950, pola batik semen mendominasi jenis Batik Indonesia ini disamping pola parang dan lereng karena pada prinsipnya Batik Indonesia merupakan perpaduan antara pola batik klasik atau tradisional (pola semen dan pola parang atau lereng) dengan pewarnaan Batik Pesisiran.
Sumber : http://www.javabatik.org
Tampilkan postingan dengan label motif batik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label motif batik. Tampilkan semua postingan
Senin, 14 Maret 2011
Jumat, 11 Maret 2011
Yogya Semen Batik Motif 1-12
Sabtu, 05 Maret 2011
Motif Batik daerah Riau
Beberapa contoh batik dari daerah Riau
TAMPUK MANGGIS

Pakaian anak-anak didaerah Melayu
AYAM BERLAGA

Matif ayam jantan dipakai laki-laki, lambang kejantanan sedangkan motif ayam betina melambangkan kerendahan hati
BUNGA HUTAN

Disana kasih dipadukan, disana sayan dikekalkan, disana jodoh ditemukan
NAGA NAGA DAN MERPATI SEKAWAN

Hidup bersama berkasih-kasihan, tahan bersusah mau bersakit
LEBAH BERGANTUNG

Hidup sentosa tolong menolong, jauh dari aib dan mala
KUNTUM BERSANDING

Segala bala akan terdinding, hilang sengketa dalam berunding
KASIH TAK SAMPAI

Janganlah memberikan kasih yang berlebihan pada anak kita
KIPAS LINGGA

Gambar daun atau bulan muda melambangkan gadis, gambar bulan penuh artinya sudah menikah
NYIUR MELAMBAI

Bintang setaman merupakan lambang kesucian, kesuburan, rezeki dan lainnya.
[sumber : Handbook of Indonesian Batik] http://vieinstyle.com/batik/?p=219
TAMPUK MANGGIS

Pakaian anak-anak didaerah Melayu
AYAM BERLAGA

Matif ayam jantan dipakai laki-laki, lambang kejantanan sedangkan motif ayam betina melambangkan kerendahan hati
BUNGA HUTAN

Disana kasih dipadukan, disana sayan dikekalkan, disana jodoh ditemukan
NAGA NAGA DAN MERPATI SEKAWAN

Hidup bersama berkasih-kasihan, tahan bersusah mau bersakit
LEBAH BERGANTUNG

Hidup sentosa tolong menolong, jauh dari aib dan mala
KUNTUM BERSANDING

Segala bala akan terdinding, hilang sengketa dalam berunding
KASIH TAK SAMPAI

Janganlah memberikan kasih yang berlebihan pada anak kita
KIPAS LINGGA

Gambar daun atau bulan muda melambangkan gadis, gambar bulan penuh artinya sudah menikah
NYIUR MELAMBAI

Bintang setaman merupakan lambang kesucian, kesuburan, rezeki dan lainnya.
[sumber : Handbook of Indonesian Batik] http://vieinstyle.com/batik/?p=219
Jumat, 04 Maret 2011
Kamis, 03 Maret 2011
Motif Batik Daerah Ketapang
Beberapa contoh batik dari Ketapang.
BUNGA OMBAK MENGALUN

Jaman Kerajaan dahulu biasanya dipakai oleh putera/puteri Raja bercengkerama dipantai
NAGA BELIMBUR

Jaman Kerajaan dahulu dipakai untuk pakaian sehari-hari wanita Ketapang
PELANGI BERHIAS

Dahulu digunakan sebagai pakaian sehari-hari wanita Ketapang
BUNGA TATAT

Dahulu digunakan anak gadis saat bermain
BUNGA SETAMAN

Diharapkan Puteri yang memakai ini bersikap positif, menarik dan disukai orang
KEMBANG SETANGKAI

Merupakan pakaian sehari-hari wanita di Ketapang dijaman dahulu.
[sumber : Handbook of Indonesian Batik]
BUNGA OMBAK MENGALUN

Jaman Kerajaan dahulu biasanya dipakai oleh putera/puteri Raja bercengkerama dipantai
NAGA BELIMBUR

Jaman Kerajaan dahulu dipakai untuk pakaian sehari-hari wanita Ketapang
PELANGI BERHIAS

Dahulu digunakan sebagai pakaian sehari-hari wanita Ketapang
BUNGA TATAT

Dahulu digunakan anak gadis saat bermain
BUNGA SETAMAN

Diharapkan Puteri yang memakai ini bersikap positif, menarik dan disukai orang
KEMBANG SETANGKAI

Merupakan pakaian sehari-hari wanita di Ketapang dijaman dahulu.
[sumber : Handbook of Indonesian Batik]
Rabu, 02 Maret 2011
Motif Batik Kalimantan Tengah
Aneka Corak Batik dari Kalimantan Tengah
GARING NGANDERANG

Garing Nganderang adalah sukah lampung mantan andan, bagian bawah melambangkan bumi sebagai awal kehidupan, diakhiri bagian puncak terdapat burung tinggang sebagai simbul keberadaan Tuhan. Kehidupan dunia digambarkan dengan tangkai berdaun, bulu ekor burung tinggang. Kekayaan digambarkan dengan bunga dan buah. Tombak melambangkan petunjuk jalan kebenaran.
REPANG GARANTUNG

Menggambarkan deretan Gong yang ditempatkan dirumah rumah bitang. Gong digunakan sebagai alat seni atau yang disakralkan dalam upacara keagamaan Hindu Kaharingan.
BAJAKAH MUNDUK HALUMBANG PUTAK HANYUT

Biasanya ditempatkan pada sisi daun pintu kamar atau pintu masuk rumah, mengandung makna pembawa rejeki. Melambangkan mengalirnya Karunia dari Sang Pencipta.
TATU PAYUNG

Ukiran ini bermakna agar panen bisa memberikan hasil yang terbaik.
MUANG SULAH BINTANG

Sebagai penolak bala bila musuh menyerang
PATING MUANG

Menyatakan kegembiraan dan pesta setelah panen dengan tarian Dader dan lagu Siang
GARING NGANDERANG

Pemakainya akan menerima dan mensyukuri alam raya dan pemberianNYA
GUMIN TAMBUN

Melambangkan kelembutan dan keluhuran budi yang memakainya
KAMBANG MUNDUK

Menggambarkan keterikatan antara alam dan penghuninya sehingga terjalin rasa saling menyayangi.
[sumber : Handbook of Indonesian Batik] http://vieinstyle.com/batik/?p=166
GARING NGANDERANG

Garing Nganderang adalah sukah lampung mantan andan, bagian bawah melambangkan bumi sebagai awal kehidupan, diakhiri bagian puncak terdapat burung tinggang sebagai simbul keberadaan Tuhan. Kehidupan dunia digambarkan dengan tangkai berdaun, bulu ekor burung tinggang. Kekayaan digambarkan dengan bunga dan buah. Tombak melambangkan petunjuk jalan kebenaran.
REPANG GARANTUNG

Menggambarkan deretan Gong yang ditempatkan dirumah rumah bitang. Gong digunakan sebagai alat seni atau yang disakralkan dalam upacara keagamaan Hindu Kaharingan.
BAJAKAH MUNDUK HALUMBANG PUTAK HANYUT

Biasanya ditempatkan pada sisi daun pintu kamar atau pintu masuk rumah, mengandung makna pembawa rejeki. Melambangkan mengalirnya Karunia dari Sang Pencipta.
TATU PAYUNG

Ukiran ini bermakna agar panen bisa memberikan hasil yang terbaik.
MUANG SULAH BINTANG

Sebagai penolak bala bila musuh menyerang
PATING MUANG

Menyatakan kegembiraan dan pesta setelah panen dengan tarian Dader dan lagu Siang
GARING NGANDERANG

Pemakainya akan menerima dan mensyukuri alam raya dan pemberianNYA
GUMIN TAMBUN

Melambangkan kelembutan dan keluhuran budi yang memakainya
KAMBANG MUNDUK

Menggambarkan keterikatan antara alam dan penghuninya sehingga terjalin rasa saling menyayangi.
[sumber : Handbook of Indonesian Batik] http://vieinstyle.com/batik/?p=166
Minggu, 27 Februari 2011
Motif Batik Jawa Tengah
Morif Batik di daerah Jawa Tengah
BATIK KOKROSONO

Motif ini berarti Dharma, Kemakmuran dan Teguh Hati.
SIMBAR MENJANGAN

Simbar Menjangan adalah tanaman merambat yang alot, melambangkan kekuatan dan keuletan.
PARANG TAMUR

Motif ini berarti Cahaya Keberuntungan, biasa digunakan oleh Raja dan keluarganya.
SATRIA MANAH

Motif ini berarti berjiwa luhur, biasa dipakai saat upacara meminang, Satria Manah pasti mengenai sasaran sehingga diharapkan pinangannya diterima.
SRI KATON

Motif ini berarti darna, kemakmuran dan melindungi buminya. Diharapkan jika memakai batik ini akan terlihat inda dan menarik.
SIDO MUKTI

Agar selalu Mukti, berkecukupan, motif ini biasanya digunakan saat Upacara Panggih Pengantin.
SEMEN ROMO

Motif ini artinya bersifat darma, adil terhadap sesama, teguh hati dan berjiwa luhur, tidak adigang adigung.
SIDO MULYO

Yang menggunakan motif ini agar mulya hidupnya.
TIGA NEGERI MOTIF BUNGA

Melambangkan kemakmuran dan kesuburan
TIGA NEGERI MOTIF BUNGA MATAHARI

Melambangkan kemakmuran dan kesuburan
[sumber : Handbook of Indonesian Batik] http://vieinstyle.com/batik/?p=134
BATIK KOKROSONO

Motif ini berarti Dharma, Kemakmuran dan Teguh Hati.
SIMBAR MENJANGAN

Simbar Menjangan adalah tanaman merambat yang alot, melambangkan kekuatan dan keuletan.
PARANG TAMUR

Motif ini berarti Cahaya Keberuntungan, biasa digunakan oleh Raja dan keluarganya.
SATRIA MANAH

Motif ini berarti berjiwa luhur, biasa dipakai saat upacara meminang, Satria Manah pasti mengenai sasaran sehingga diharapkan pinangannya diterima.
SRI KATON

Motif ini berarti darna, kemakmuran dan melindungi buminya. Diharapkan jika memakai batik ini akan terlihat inda dan menarik.
SIDO MUKTI

Agar selalu Mukti, berkecukupan, motif ini biasanya digunakan saat Upacara Panggih Pengantin.
SEMEN ROMO

Motif ini artinya bersifat darma, adil terhadap sesama, teguh hati dan berjiwa luhur, tidak adigang adigung.
SIDO MULYO

Yang menggunakan motif ini agar mulya hidupnya.
TIGA NEGERI MOTIF BUNGA

Melambangkan kemakmuran dan kesuburan
TIGA NEGERI MOTIF BUNGA MATAHARI

Melambangkan kemakmuran dan kesuburan
[sumber : Handbook of Indonesian Batik] http://vieinstyle.com/batik/?p=134
Sabtu, 26 Februari 2011
Motif Batik Jogjakarta
Motif Batik Yogyakarta
BATIK CUWIRI [Batik Tulis]

Zat Warna : Soga Alam
Kegunaan : Sebagai “Semek’an” dan Kemben. Dipakai saat upacara “mitoni”
Unsur Motif : Meru, Gurda
Filosofi : Cuwiri artinya kecil-kecil, Diharapkan pemakainya terlihat pantas dan dihormati
BATIK SIDO MUKTI [Batik Tulis]

Zat Warna : Soga Alam
Kegunaan : Sebagai kain dalam upacara perkawinan
Unsur Motif : Gurda
Filosofi : Diharapkan selalu dalam kecukupan dan kebahagiaan.
Motif Sido-Mukti biasanya dipakai oleh pengantin pria dan wanita pada acara perkawinan, dinamakan juga sebagai Sawitan (sepasang).
Sido berarti terus menerus atau menjadi dan mukti berarti hidup dalam berkecukupan dan kebahagiaan. jadi dapat disimpulkan motif ini melambangka harapan akan masa depan yang baik, penuh kebahagiaan unuk kedua mempelai.
BATIK KAWUNG [Batik Tulis]

Zat Warna : Naphtol
Kegunaan : Sebagai Kain Panjang
Unsur Motif : Geometris
Filosofi : Biasa dipakai raja dan keluarganya sebagai lambang keperkasaan dan keadilan
BATIK PAMILUTO [Batik Tulis]

Zat Warna : Soga Alam
Kegunaan : Sebagai kain panjang saat pertunangan
Unsur Motif : Parang, Ceplok, Truntum dan lainnya
Filosofi : Pamiluto berasal dari kata “pulut”, berarti perekat, dalam bahasa Jawa bisa artinya kepilut [tertarik].
BATIK PARANG KUSUMO {Batik Tulis]

Zat Warna : Naphtol
Kegunaan : Sebagai kain saat tukar cincin
Unsur Motif : Parang, Mlinjon
Ciri Khas : Kerokan
Filosofi : Kusumo artinya bunga yang mekar, diharapkan pemakainya terlihat indah
BATIK CEPLOK KASATRIAN [Batik Tulis]

Zat Warna : Soga Alam
Kegunaan : Sebagai kain saat kirab pengantin
Unsur Motif : Parang, Gurda, Meru
Ciri Khas : Kerokan
Filosofi : Dipakai golongan menengah kebawah, agar terlihat gagah
BATIK NITIK KARAWITAN [Batik Tulis]

Zat Warna : Soga Alam
Kegunaan : Sebagai kain panjang
Ciri Khas : Kerokan
Unsur Motif : Ceplok
Filosofi : Pemakainya orang yang bijaksana
BATIK TRUNTUM {Batik Tulis]

Zat Warna : Soga Alam
Kegunaan : Dipakai saat pernikahan
Ciri Khas : Kerokan
Filosofi : Truntum artinya menuntun, diharapkan orang tua bisa menuntun calon pengantin.
Boleh dibilang motif truntum merupakan simbol dari cinta yang bersemi kembali. Menurut kisahnya, motif ini diciptakan oleh seorang Ratu Keraton Yogyakarta.
Sang Ratu yang selama ini dicintai dan dimanja oleh Raja, merasa dilupakan oleh Raja yang telah mempunyai kekasih baru. Untuk mengisi waktu dan menghilangkan kesedihan, Ratu pun mulai membatik. Secara tidak sadar ratu membuat motif berbentukbintang-bintang di langit yang kelam, yang selama ini menemaninya dalam kesendirian. Ketekunan Ratu dalam membatik menarik perhatian Raja yang kemudian mulai mendekati Ratu untuk melihat pembatikannya. Sejak itu Raja selalu memantau perkembangan pembatikan Sang Ratu, sedikit demi sedikit kasih sayang Raja terhadap Ratu tumbuh kembali. Berkat motif ini cinta raja bersemi kembali atau tum-tum kembali, sehingga motif ini diberi nama Truntum, sebagai lambang cinta Raja yang bersemi kembali
BATIK CIPTONING [Batik Tulis]

Zat Warna : Soga Alam
Kegunaan : Sebagai kain panjang
Unsur Motif : Parang, Wayang
Ciri Khas : Kerokan
Filosofi : Diharapkan pemakainya menjadi orang bijak, mampu memberi petunjuk jalan yang benar
BATIK TAMBAL [Batik Tulis]

Zat Warna : Soga Alam
Kegunaan : Sebagai Kain Panjang
Unsur Motif : Ceplok, Parang, Meru dll
Ciri Khas : Kerokan
Filosofi : Ada kepercayaan bila orang sakit menggunakan kain ini sebagai selimut, sakitnya cepat sembuh, karena tambal artinya menambah semangat baru
BATIK SLOBOG [Batik Tulis]

Zat Warna : Naphtol
Kegunaan : Sebagai kain panjang
Unsur Motif : Ceplok
Ciri Khas : Kerokan
Filosofi : Slobog bisa juga “lobok” atau longgar, kain ini biasa dipakai untuk melayat agar yang meninggal tidak mengalami kesulitan menghadap yang kuasa
BATIK PARANG RUSAK BARONG [Batik Tulis]

Zat Warna : Soga Alam
Kegunaan : Sebagai kain panjang
Unsur Motif : Parang, Mlinjon
Ciri Khas : Kerokan
Filosofi : Parang menggambarkan senjata, kekuasaan. Ksatria yang menggunakan batik ini bisa berlipat kekuatannya.
BATIK UDAN LIRIS

Zat Warna : Soga Alam
Kegunaan : Sebagai kain panjang
Unsur Motif : Kombinasi Geometris dan Suluran
Ciri Khas : Kerokan
Filosofi : Artinya udan gerimis, lambang kesuburan
[sumber : Handbook of Indonesian Batik] http://vieinstyle.com/batik/?p=66
BATIK CUWIRI [Batik Tulis]

Zat Warna : Soga Alam
Kegunaan : Sebagai “Semek’an” dan Kemben. Dipakai saat upacara “mitoni”
Unsur Motif : Meru, Gurda
Filosofi : Cuwiri artinya kecil-kecil, Diharapkan pemakainya terlihat pantas dan dihormati
BATIK SIDO MUKTI [Batik Tulis]

Zat Warna : Soga Alam
Kegunaan : Sebagai kain dalam upacara perkawinan
Unsur Motif : Gurda
Filosofi : Diharapkan selalu dalam kecukupan dan kebahagiaan.
Motif Sido-Mukti biasanya dipakai oleh pengantin pria dan wanita pada acara perkawinan, dinamakan juga sebagai Sawitan (sepasang).
Sido berarti terus menerus atau menjadi dan mukti berarti hidup dalam berkecukupan dan kebahagiaan. jadi dapat disimpulkan motif ini melambangka harapan akan masa depan yang baik, penuh kebahagiaan unuk kedua mempelai.
BATIK KAWUNG [Batik Tulis]

Zat Warna : Naphtol
Kegunaan : Sebagai Kain Panjang
Unsur Motif : Geometris
Filosofi : Biasa dipakai raja dan keluarganya sebagai lambang keperkasaan dan keadilan
BATIK PAMILUTO [Batik Tulis]

Zat Warna : Soga Alam
Kegunaan : Sebagai kain panjang saat pertunangan
Unsur Motif : Parang, Ceplok, Truntum dan lainnya
Filosofi : Pamiluto berasal dari kata “pulut”, berarti perekat, dalam bahasa Jawa bisa artinya kepilut [tertarik].
BATIK PARANG KUSUMO {Batik Tulis]

Zat Warna : Naphtol
Kegunaan : Sebagai kain saat tukar cincin
Unsur Motif : Parang, Mlinjon
Ciri Khas : Kerokan
Filosofi : Kusumo artinya bunga yang mekar, diharapkan pemakainya terlihat indah
BATIK CEPLOK KASATRIAN [Batik Tulis]

Zat Warna : Soga Alam
Kegunaan : Sebagai kain saat kirab pengantin
Unsur Motif : Parang, Gurda, Meru
Ciri Khas : Kerokan
Filosofi : Dipakai golongan menengah kebawah, agar terlihat gagah
BATIK NITIK KARAWITAN [Batik Tulis]

Zat Warna : Soga Alam
Kegunaan : Sebagai kain panjang
Ciri Khas : Kerokan
Unsur Motif : Ceplok
Filosofi : Pemakainya orang yang bijaksana
BATIK TRUNTUM {Batik Tulis]

Zat Warna : Soga Alam
Kegunaan : Dipakai saat pernikahan
Ciri Khas : Kerokan
Filosofi : Truntum artinya menuntun, diharapkan orang tua bisa menuntun calon pengantin.
Boleh dibilang motif truntum merupakan simbol dari cinta yang bersemi kembali. Menurut kisahnya, motif ini diciptakan oleh seorang Ratu Keraton Yogyakarta.
Sang Ratu yang selama ini dicintai dan dimanja oleh Raja, merasa dilupakan oleh Raja yang telah mempunyai kekasih baru. Untuk mengisi waktu dan menghilangkan kesedihan, Ratu pun mulai membatik. Secara tidak sadar ratu membuat motif berbentukbintang-bintang di langit yang kelam, yang selama ini menemaninya dalam kesendirian. Ketekunan Ratu dalam membatik menarik perhatian Raja yang kemudian mulai mendekati Ratu untuk melihat pembatikannya. Sejak itu Raja selalu memantau perkembangan pembatikan Sang Ratu, sedikit demi sedikit kasih sayang Raja terhadap Ratu tumbuh kembali. Berkat motif ini cinta raja bersemi kembali atau tum-tum kembali, sehingga motif ini diberi nama Truntum, sebagai lambang cinta Raja yang bersemi kembali
BATIK CIPTONING [Batik Tulis]

Zat Warna : Soga Alam
Kegunaan : Sebagai kain panjang
Unsur Motif : Parang, Wayang
Ciri Khas : Kerokan
Filosofi : Diharapkan pemakainya menjadi orang bijak, mampu memberi petunjuk jalan yang benar
BATIK TAMBAL [Batik Tulis]

Zat Warna : Soga Alam
Kegunaan : Sebagai Kain Panjang
Unsur Motif : Ceplok, Parang, Meru dll
Ciri Khas : Kerokan
Filosofi : Ada kepercayaan bila orang sakit menggunakan kain ini sebagai selimut, sakitnya cepat sembuh, karena tambal artinya menambah semangat baru
BATIK SLOBOG [Batik Tulis]

Zat Warna : Naphtol
Kegunaan : Sebagai kain panjang
Unsur Motif : Ceplok
Ciri Khas : Kerokan
Filosofi : Slobog bisa juga “lobok” atau longgar, kain ini biasa dipakai untuk melayat agar yang meninggal tidak mengalami kesulitan menghadap yang kuasa
BATIK PARANG RUSAK BARONG [Batik Tulis]

Zat Warna : Soga Alam
Kegunaan : Sebagai kain panjang
Unsur Motif : Parang, Mlinjon
Ciri Khas : Kerokan
Filosofi : Parang menggambarkan senjata, kekuasaan. Ksatria yang menggunakan batik ini bisa berlipat kekuatannya.
BATIK UDAN LIRIS

Zat Warna : Soga Alam
Kegunaan : Sebagai kain panjang
Unsur Motif : Kombinasi Geometris dan Suluran
Ciri Khas : Kerokan
Filosofi : Artinya udan gerimis, lambang kesuburan
[sumber : Handbook of Indonesian Batik] http://vieinstyle.com/batik/?p=66
Langganan:
Postingan (Atom)