Sabtu, 26 Maret 2011

Earth Hour : 60 Menit Selamatkan Bumi


Sejak tahun 2007, WWF (World Wide Fund for Nature atau World Wildlife Fund) telah dua kali mengadakan Earth Hour (60 Menit Untuk Bumi). Earth Hour merupakan sebuah acara tahunan internasional yang diselenggarakan tiap Sabtu terakhir bulan Maret dengan meminta partisipasi masyarakat dunia untuk memadamkan lampu dan peralatan listrik yang tidak diperlukan selama 1 jam (60 menit) baik di rumah, perkantoran, ataupun fasilitas lain.  Pemadam lampu  Adapun tujuan kegiatan tersebut untuk memunculkan kesadaran (awareness) atas tindakan/action guna menyelamatkan bumi dari perubahan iklim (global warming).
Pertama kali Earthhour diadakan di Sydney (1 kota) pada 2007, dan bertambah menjadi 35 kota  yang ikut partisipasi pada tahun 2008 dan didukung oleh 400 kota di seluruh dunia.  Dan pada tahun 2009 ini (akses hingga 23 Maret 2009 ) telah terdapat 2140 kota yang mendukung Earth Hour 2009, termasuk Jakarta.
Tahun 2010 juga tahun 2011 ini salah satunya kota besardi Indonesia adalah JOGJAKARTA.




Remajanya dari beberapa kabupaten DIY mengirimkan wakilnya ke kota jogja ini turut serta mensyukseskan acara ini.

Senin, 21 Maret 2011

Hima Krendha



Ciptoning


 
Motif Ciptoning termasuk dalam pola ceplok (bentuk geometris yang diulang dan saling berhubungan).
Motif ini menceritakan Arjuna uanh mesu diri, manembah dan manekung sehingga berhasil mengalahkan segala godaan dan hawa nafsu jahat dan menjadi Begawan Ciptoning Mintaraga.
Dengan harapan yang mengenakan dapat meneladaninya.
Dahulu dikenakan oleh para ksatria.

Catatan tambahan :
BATIK CIPTONING [Batik Tulis]

Kasatriyan


 
Motif Kasatriyan termasuk dalam pola ceplok (bentuk geometris yang diulang dan saling berhubungan) dengan bentuk uatma segi empat dengan satu bulatan ditengahnya. Isi bidang terdiri dari pola parang/lereng, nitik dan kawung.
Motif ini mengandung nilai-nilai estetis dilihat dari kerumitan dan kesungguhan (greget).
Melambangkanjiwa ksatria yang mendarma baktikan hidupnya kepada nusa dan bangsa serta dapat melestarikan budaya luhur bangsa. Dapat dikenakan oleh siapa saja.



Sekar Jagat


 
Motif Sekar Jagat termasuk dalam pola ceplok (bentuk geometris yang diulang dan saling berhubungan) yang terdiri dari berbagai macam motif batik.
SekarJagat berasal dari kata Sekar (kembang) dan Jagat/Semesta dunia.
Sekarjagat  berarti sekaring jagat atau kusumaning jagat yang bermakna sebuah harapan untuk menjadi manusia terbaik berwatak dan berbudi pekerti luhur.

Catatan Tambahan :
Batik ini memiliki motif yang bernama tambal seribu. Serupa dengan motif sekarjagad yang dikenal di beberapa wilayah penghasil batik di Jawa Tengah. Warnanya klasik.



Tambal

Motif Tambal termasuk dalam pola ceplok (bentuk geometris yang diulang dan saling berhubungan ) yang terdiri dari berbagai macam motif batik.
Tambal berarti menutup sesuatu yang kurangbaik agar menjadi lebih baik.
Kumpulan berbagai motif batik ini mengandung harapan untuk saling mengisi dengan kebaikan sehingga terjadi keharmonisan.

Srikaton



Motif Srikaton termasuk dalam pola semen. Srikaton berasal dari kata sri yang berarti raja/srinarendra dan katon berarti menampilkan diri di muka rakyatnya.
Motif ini melambangkan seoramg raja/pemimpinharus mampu menjadi contoh yang baik (panutan) bagi rakyatnya dengan memiliki sifat adil berperikemanusiaan, konsisten dalam kata dan perbuatannya (berbudi bawa leksana).

Truntum batik

Motif Truntum termasuk dalam pola nitik dengan ornament pokok bunga Tanjung yang menggambarkan bintang-bintang. Berasal dari kata Truntum (berkumpul kembali) melambangkan bertaut atau berseminya kembali cinta kasih suami-istri.
Motif ini dikenakan pada upacara pernikahan.




Catatan tambahan :

Motif Batik Truntum

Mengandung makna tumbuh dan berkembang. Demikianlah, orang Jawa selalu mendambakan bagi setiap keluarga baru supaya segera mempunyai keturunan yang akan dapat menggantikan generasi sebelumnya. Generasi baru itulah yang akan menjadi tumpuan setiap keluarga baru yang baru menikah untuk meneruskan segala harapan dan cita-cita keluarga sekaligus sebagai generasi penerus secara biologis yang mewarisi sifat-sifat keturunan dari sebuah keluarga baru. Sementara sumber lain mengatakan bahwa motif truntum ini awal mulanya diciptakan oleh kerabat kerajaan Surakarta yang sedang sedih hatinya karena merasa diabaikan oleh raja. Di tengah kesendirian itulah ia melihat di langit di tengah malam banyak bintang gemerlap menemani dirinya dalam kesepian. Insipirasi itulah yang ditangkap dan dituangkan dalam motif batik.

Sumber : http://batiksidomuktijogja.blogspot.com/2010/06/motif-batik-truntum.html

Sida Mukti

Motif Sida Mukti gaya Jogjakarta termasuk dalm pola semen.
Sida berarti menjadi sedangkan Mukti berarti Mulia.
Sida mukti melambangkan harapan hidup menjadi kecukupan, bahagia lahir bathin.
Motif ini dikenakan pada upacara daur hidup seperti pernikahan, mitoni, tetesan, supitan dan terapan.




Catatan Tambahan :

Batik Sidomukti

Kain Batik Sidomukti. Di dalam kain batik sidomukti ini juga terdiri dari beberapa motif, diantaranya yang terpenting dan yang utama adalah motif ukel (bentuknya seperti huruf koma), semakin kecil ukelnya maka semakin tinggi mutu seninya. Selain itu, kain ini dihias dengan kotak-kotak yang bergambar kupu-kupu dan semacam kereta pengantin yang ditandu dengan bahu. Makna yang terkandung dari kain batik sidomukti adalah agar kedua pasangan pengantin tersebut bisa mukti, yaitu kebahagiaan yang sempurna yakni kebahagiaan lahir batin.

Sumber : http://batiksidomuktijogja.blogspot.com/2010/06/kain-batik-sidomukti.html